Tuesday, October 28, 2014

Bahasa Indonesia yang baku



Penggunaan bahasa Indonesia yang baku


A.      Pengertian Bahasa Indonesia Baku
Menurut ahli linguistik Einar Haugen, Bahasa baku adalah satu jenis bahasa yang menggambarkan keseragaman dalam bentuk dan fungsi bahasa. Bahasa dikatakan loghat yang paling betul bagi sesuatu bahasa. Keseragaman dalam bentuk berarti bahwa bahasa baku sudah dikodifikasikan, baik dari segi ejaan, peristilahan, maupun tata bahasa. Walaupun kodifikasi bahasa itu tidaklah semestinya merupakan penyeragaman kod yang mutlak. Misalnya, dalam tata bahasa sudah ada rumus morfologi melayu yang menetapkan bahwa konsonan pada suatu kata dasar digugurkan apabila berawalan men, contoh : kasih – mengasihi, ketat – mengetatkan.
Tetapi dengan masuknya kata asing yang mengandungi gugus konsonan pada awal kata, rumus tersebut diberi rumus tambahan untuk kata tersebut. Konsonan tidak digugurkan apabila diberi awalan meng, contoh : kritik – mengkritik.
Dari segi fungsi, bahasa baku dapat menjadi unsur penyatu, unsur pemisah dan pemberi presti karena :
Unsur penyatu : digunakan oleh orang-orang dari berbagai loghat daerah.
Unsur pemisah : memisahkan bentuk bahasa baku itu dari pada loghat-loghat lain dalam bahasa itu, dan
Pemberi presti : digunakan oleh segolongan orang dalam suasana tertentu, biasanya dalam urusan resmi. Seperti surat, radio, televisi, laporan dll.
B.      Ciri-ciri bahasa indonesia baku
Ciri-ciri bahasa indonesia baku yang mencakup kegramatikal dan keleksikalannya.
Ciri-ciri bahasa indonesia baku sbb :
1.       Pelafalan sebagai bagian morfologi bahasa indonesia baku adalah pelafaln yang relatif bebas dari atau sedikit diwarnai bahasa daerah atau dialek. Contoh : kata keterampilan dibaca ketrampilan bukan keterampilan.
2.       Bentuk kata yang berawalan me- dan ber- dan lain-lain sebagai bagian morfologi bahasa indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap didalam kata. Contoh : - banjir menyerang kampung yang banyak penduduknya itu
-          Kuliah sudah berjalan dengan baik.
3.       Konjungsi sebagai bagian morfologi bahasa indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap dalam kalimat. Contoh : sampai hari ini ia tidak percaya kepada siapa pun, karena semua dianggapnya penipu.
4.       Partikel –kah, -lah, dan –pun sebagai bagian morfologi bahasa indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap dalam kalimat. Contoh : bacalah buku itu sampai selesai!
5.       Preposisi  atau kata dengan sebagai bagian morfologi bahasa indonesia baku dituliskan secara jelas dan tetap dalam kalimat. Contoh : saya bertemu dengan adiknya kemarin
6.       Bentuk kata ulang atau reduplikasi sebagai bagian morfologi bahasa indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap sesuai dengan fungsi dan tempatnya didalam kalimat. Contoh : semua negara-negara melaksanakan pembangunan ekonomi.
7.       Kata ganti atau polaritas tutur sapa sebagai bagian morfologi bahasa indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap dalam kalimat. Contoh : saya-anda bisa bekerja sama didalam pekerjaan ini
C.      Pengertian bahasa indonesia tidak baku
bahasa indonesia tidak baku adalah ragam bahasa indonesia yang digunakan dalam situasi tidak formal atau tidak resmi yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa indonesia yang tidak berlaku. Istilah bahasa indonesia tidak baku ini diterjemahkan dari “nonstandard languange”. Istilah bahasa nonstandard ini sering disinonimkan dengan istilah “ragam subbaku”, “bahasa nonstandard”, “ragam tak baku”,  “bahasa tidak baku”, “ragam nonstandar”.
D.      Ciri-ciri bahasa indonesia tidak baku
1.       Menggunakan awalan me- atau ber-
2.       Menggunakan kata penghubung bahwa atau karena didalam kalimat majemuk
3.       Pemakaian pola frase untuk predikat : aspek +pelaku+kata kerja secara konsisten
4.       Pemakaian konstruksi sintesis
5.       Menghindari pemakaian unsur gramatikal dialek regional atau unsur gramatikal bahasa daerah
E.       Pengertian dan contoh kesalahan berbahasa
Kesalahan berbahasa adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang tidak diinginkan, khususnya suatu bentuk yang tidak diinginkan oleh penyusun program dan guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Albert Valdman yang mengatakan bahwa yang pertama-tama harus dipikirkan sebelum mengadakan pembahasan tentang menetapkan standar penyimpangan atau kesalahan.
Corder menegaskan bahwa yang dimaksud dengan kesalahan berbahasa adalah pelanggaran terhadap kode bahasa (breanchas of code). Pelanggaran terhadap kode ini bukanlah hal yang bersifat fisik semata-mata, melainkan merupakan tanda akan kurang sempurnanya pengetahuan dan penguasaan terhadap kode.
Berdasarkan berbagai  pendapat tentang pengertian kesalahan berbahasa diatas dapatlah dikemukakan bahwa kesalahan berbahasa indonesia adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang meliputi kata, kalimat, paragraf yang menyimpang dari sistem kaidah bahasa indonesia baku, serta pemakaian ejaan dan tanda baca yang telah ditetapkan sebagaimana dinyatakan dalam buku “ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan”.
Kesalahan berbahasa dalam bidang fonologi merupakan salah satu bentuk kesalahan berbahasa secara lisan. Kesalahan berbahasa dapat terjadi dalam cara menyalin lambang-lambang bunyi bahasa kedalam lambang-lambang tertulis.
1.       Contoh kesalahan berbahasa
a.       Kata ganti orang
Contoh : “pengahayatanmu atas sajak  yang telah dilafalkan itu hilang”
-          Dengan melihat kata penghayatanmu, tentunya kalimat tersebut ditunjukkan kepada  orang kedua atau lawan bicara. Karena itu, kata kerja berikutnya, mestinya bukan dihafalkan, melainkan “kau hafalkan”
-          Jadi, seharusnya kalimat tersebut diubah menjadi : “penghayatanmu atas sajak yang telah kau hafalkan itu telah hilang”
-          Jika pelakunya orang ketiga harus dikatakan : “pengahayatan atas sajak yang telah dihafalkan itu telah hilang”
b.      Sebelum dan sesudah
contoh : “Sebelum dan sesudahnya saya sampaikan terima kasih”
-          Kalimat tersebut tidak jelas maksudnya, sebelum dan sesudah apa?
-          Yang betul mestinya adalah : “terlebih dulu saya sampaikan terima kasih”
-          Atau : “sebelumnya saya sampaikan terima kasih”
c.       Atas perhatiannya
Atas perhatiannya, saya ucapkan teriam kasih
-          Menurut maksudnya, kalimat tersebut ditujukan pada seseorang yang kita ajak berbicara
-          Karena itu yang betul mestinya : “atas perhatian saudara, saya ucapkan terima kasih”
d.      Menyingkat waktu
Untuk menyingkat waktu, marilah kita mulai acara ini
-          Waktu tidak dapat dipersingkat : karena itu kalimat tersebut salah. Yang betul : untuk menghemat waktu, mari kita mulai acara ini
e.      Penghormatan
Atas kerawuhan bapak-bapak, saya haturkan terima kasih
-          Maksud pembuat kalimat tersebut untuk menghormat lawan bicara. Sudah cukup hormat dan betul, jika dikatakan : “atas kedatangan bapak-bapak saya ucapkan terima kasih. Dan sebagainya.
-          Kami menerima pesan pencetakan kartu nama, surat undangan, ijazah dan lain sebagainya
-          Kata dan lain sebagainya merupakan bentuk rancu dari kata dan sebagainya, dan lain-lain. Karena itu dalam sebuah kalimat dipakai satu saja.
f.        Bentuk jamak
Tidak sedikit orang-orang yang tidak dapat memahami puisi
-          Sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia kata yang sudah menunjukkan pengertian jamak atau banyak, sudah boleh diikuti bentuk jamak. Karena itu pastinya kalimat tersebut cukup dikatakan : “tidak sedikit orang yang memahami puisi”
g.       Sebagai sesama manusia
-          Sebagai sesame manusia, kita wajib saling tolong-menolong. Maka yang betul : “sebagai sesama manusia, kita wajib tolong-menolong”, atau : “sebagai sesama manusia, kita wajib tolong-menolong”.
h.      Untuk sementara
Untuk sementara waktu ia tinggal bersama saya
-          Kata sementara sudah menunjukkan pengertian waktu. Arti kata sementara ialah untuk beberapa waktu. Karena itu dibelakang kata “sementara” tidak perlu dibubuhi kata waktu
-          Dengan demikian cukup dikatakan : “untuk sementara ia tinggal bersamanya
i.         Selain daripada
Selain daripada itu saya kabarkan pula…
-          Kalimat tersebut merupakan bentuk rancu dari kalimat. Lain daripada itu … dan selain itu…
-          Jadi, untuk menggantikan kalimat diatas dapat dipilih salah satu dari kedua bentuk tersebut
a.       1. Huruf capital
Contoh tidak baku
Contoh baku

Soelarso, Gubernur Jatim
Soelarso, gubernur Jatim
Silahkan anda masuk
Silahkan Anda masuk !
Atas perhatian bapak,
Atas perhatian Bapak,
Kami ucapkan
kami ucapkan
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan saran

a.       2. Penulisan kata
Contoh tidak baku
Contoh baku

dibelakang
di belakang
kesamping
ke samping
Dari pada
Daripada
Mempertanggung jawabkan
mempertanggungjawabkan

No comments:

Post a Comment