Penggunaan bahasa
Indonesia yang baku
A.
Pengertian
Bahasa Indonesia Baku
Menurut ahli linguistik Einar Haugen, Bahasa baku adalah satu jenis
bahasa yang menggambarkan keseragaman dalam bentuk dan fungsi bahasa. Bahasa
dikatakan loghat yang paling betul bagi sesuatu bahasa. Keseragaman dalam
bentuk berarti bahwa bahasa baku sudah dikodifikasikan, baik dari segi ejaan,
peristilahan, maupun tata bahasa. Walaupun kodifikasi bahasa itu tidaklah
semestinya merupakan penyeragaman kod yang mutlak. Misalnya, dalam tata bahasa
sudah ada rumus morfologi melayu yang menetapkan bahwa konsonan pada suatu kata
dasar digugurkan apabila berawalan men, contoh : kasih – mengasihi, ketat –
mengetatkan.
Tetapi dengan masuknya kata asing yang mengandungi gugus konsonan
pada awal kata, rumus tersebut diberi rumus tambahan untuk kata tersebut.
Konsonan tidak digugurkan apabila diberi awalan meng, contoh : kritik –
mengkritik.
Dari segi fungsi, bahasa baku dapat menjadi unsur penyatu, unsur
pemisah dan pemberi presti karena :
Unsur penyatu : digunakan oleh orang-orang dari berbagai loghat
daerah.
Unsur pemisah : memisahkan bentuk bahasa baku itu dari pada
loghat-loghat lain dalam bahasa itu, dan
Pemberi presti : digunakan oleh segolongan orang dalam suasana
tertentu, biasanya dalam urusan resmi. Seperti surat, radio, televisi, laporan
dll.
B.
Ciri-ciri
bahasa indonesia baku
Ciri-ciri bahasa indonesia baku yang mencakup kegramatikal dan
keleksikalannya.
Ciri-ciri bahasa indonesia baku sbb :
1.
Pelafalan
sebagai bagian morfologi bahasa indonesia baku adalah pelafaln yang relatif
bebas dari atau sedikit diwarnai bahasa daerah atau dialek. Contoh : kata
keterampilan dibaca ketrampilan bukan keterampilan.
2.
Bentuk
kata yang berawalan me- dan ber- dan lain-lain sebagai bagian morfologi bahasa
indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap didalam kata.
Contoh : - banjir menyerang kampung yang banyak penduduknya itu
-
Kuliah
sudah berjalan dengan baik.
3.
Konjungsi
sebagai bagian morfologi bahasa indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap
dalam kalimat. Contoh : sampai hari ini ia tidak percaya kepada siapa pun,
karena semua dianggapnya penipu.
4.
Partikel
–kah, -lah, dan –pun sebagai bagian morfologi bahasa indonesia baku ditulis
secara jelas dan tetap dalam kalimat. Contoh : bacalah buku itu sampai selesai!
5.
Preposisi atau kata dengan sebagai bagian morfologi
bahasa indonesia baku dituliskan secara jelas dan tetap dalam kalimat. Contoh :
saya bertemu dengan adiknya kemarin
6.
Bentuk
kata ulang atau reduplikasi sebagai bagian morfologi bahasa indonesia baku
ditulis secara jelas dan tetap sesuai dengan fungsi dan tempatnya didalam
kalimat. Contoh : semua negara-negara melaksanakan pembangunan ekonomi.
7.
Kata ganti
atau polaritas tutur sapa sebagai bagian morfologi bahasa indonesia baku
ditulis secara jelas dan tetap dalam kalimat. Contoh : saya-anda bisa bekerja
sama didalam pekerjaan ini
C.
Pengertian
bahasa indonesia tidak baku
bahasa indonesia tidak baku adalah ragam bahasa indonesia yang
digunakan dalam situasi tidak formal atau tidak resmi yang tidak sesuai dengan
kaidah bahasa indonesia yang tidak berlaku. Istilah bahasa indonesia tidak baku
ini diterjemahkan dari “nonstandard languange”. Istilah bahasa nonstandard ini
sering disinonimkan dengan istilah “ragam subbaku”, “bahasa nonstandard”,
“ragam tak baku”, “bahasa tidak baku”,
“ragam nonstandar”.
D.
Ciri-ciri
bahasa indonesia tidak baku
1.
Menggunakan
awalan me- atau ber-
2.
Menggunakan
kata penghubung bahwa atau karena didalam kalimat majemuk
3.
Pemakaian
pola frase untuk predikat : aspek +pelaku+kata kerja secara konsisten
4.
Pemakaian
konstruksi sintesis
5.
Menghindari
pemakaian unsur gramatikal dialek regional atau unsur gramatikal bahasa daerah
E.
Pengertian
dan contoh kesalahan berbahasa
Kesalahan berbahasa adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang
tidak diinginkan, khususnya suatu bentuk yang tidak diinginkan oleh penyusun
program dan guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Albert Valdman yang mengatakan
bahwa yang pertama-tama harus dipikirkan sebelum mengadakan pembahasan tentang
menetapkan standar penyimpangan atau kesalahan.
Corder menegaskan bahwa yang dimaksud dengan kesalahan berbahasa
adalah pelanggaran terhadap kode bahasa (breanchas of code). Pelanggaran
terhadap kode ini bukanlah hal yang bersifat fisik semata-mata, melainkan
merupakan tanda akan kurang sempurnanya pengetahuan dan penguasaan terhadap
kode.
Berdasarkan berbagai pendapat
tentang pengertian kesalahan berbahasa diatas dapatlah dikemukakan bahwa
kesalahan berbahasa indonesia adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang
meliputi kata, kalimat, paragraf yang menyimpang dari sistem kaidah bahasa
indonesia baku, serta pemakaian ejaan dan tanda baca yang telah ditetapkan sebagaimana
dinyatakan dalam buku “ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan”.
Kesalahan berbahasa dalam bidang fonologi merupakan salah satu
bentuk kesalahan berbahasa secara lisan. Kesalahan berbahasa dapat terjadi
dalam cara menyalin lambang-lambang bunyi bahasa kedalam lambang-lambang
tertulis.
1.
Contoh
kesalahan berbahasa
a.
Kata ganti
orang
Contoh :
“pengahayatanmu atas sajak yang telah
dilafalkan itu hilang”
-
Dengan
melihat kata penghayatanmu, tentunya kalimat tersebut ditunjukkan kepada orang kedua atau lawan bicara. Karena itu,
kata kerja berikutnya, mestinya bukan dihafalkan, melainkan “kau hafalkan”
-
Jadi,
seharusnya kalimat tersebut diubah menjadi : “penghayatanmu atas sajak yang
telah kau hafalkan itu telah hilang”
-
Jika
pelakunya orang ketiga harus dikatakan : “pengahayatan atas sajak yang telah
dihafalkan itu telah hilang”
b.
Sebelum
dan sesudah
contoh : “Sebelum
dan sesudahnya saya sampaikan terima kasih”
-
Kalimat
tersebut tidak jelas maksudnya, sebelum dan sesudah apa?
-
Yang betul
mestinya adalah : “terlebih dulu saya sampaikan terima kasih”
-
Atau :
“sebelumnya saya sampaikan terima kasih”
c.
Atas
perhatiannya
Atas perhatiannya,
saya ucapkan teriam kasih
-
Menurut
maksudnya, kalimat tersebut ditujukan pada seseorang yang kita ajak berbicara
-
Karena itu
yang betul mestinya : “atas perhatian saudara, saya ucapkan terima kasih”
d.
Menyingkat
waktu
Untuk menyingkat
waktu, marilah kita mulai acara ini
-
Waktu
tidak dapat dipersingkat : karena itu kalimat tersebut salah. Yang betul :
untuk menghemat waktu, mari kita mulai acara ini
e.
Penghormatan
Atas kerawuhan
bapak-bapak, saya haturkan terima kasih
-
Maksud
pembuat kalimat tersebut untuk menghormat lawan bicara. Sudah cukup hormat dan
betul, jika dikatakan : “atas kedatangan bapak-bapak saya ucapkan terima kasih.
Dan sebagainya.
-
Kami
menerima pesan pencetakan kartu nama, surat undangan, ijazah dan lain
sebagainya
-
Kata dan
lain sebagainya merupakan bentuk rancu dari kata dan sebagainya, dan lain-lain.
Karena itu dalam sebuah kalimat dipakai satu saja.
f.
Bentuk
jamak
Tidak sedikit
orang-orang yang tidak dapat memahami puisi
-
Sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia kata yang sudah menunjukkan pengertian jamak
atau banyak, sudah boleh diikuti bentuk jamak. Karena itu pastinya kalimat
tersebut cukup dikatakan : “tidak sedikit orang yang memahami puisi”
g.
Sebagai
sesama manusia
-
Sebagai
sesame manusia, kita wajib saling tolong-menolong. Maka yang betul : “sebagai
sesama manusia, kita wajib tolong-menolong”, atau : “sebagai sesama manusia,
kita wajib tolong-menolong”.
h.
Untuk
sementara
Untuk sementara
waktu ia tinggal bersama saya
-
Kata
sementara sudah menunjukkan pengertian waktu. Arti kata sementara ialah untuk
beberapa waktu. Karena itu dibelakang kata “sementara” tidak perlu dibubuhi
kata waktu
-
Dengan
demikian cukup dikatakan : “untuk sementara ia tinggal bersamanya
i.
Selain
daripada
Selain daripada itu
saya kabarkan pula…
-
Kalimat
tersebut merupakan bentuk rancu dari kalimat. Lain daripada itu … dan selain
itu…
-
Jadi,
untuk menggantikan kalimat diatas dapat dipilih salah satu dari kedua bentuk
tersebut
a.
1. Huruf
capital
Contoh
tidak baku
|
Contoh
baku
|
Soelarso,
Gubernur Jatim
|
Soelarso,
gubernur Jatim
|
Silahkan
anda masuk
|
Silahkan
Anda masuk !
|
Atas
perhatian bapak,
|
Atas
perhatian Bapak,
|
Kami
ucapkan
|
kami
ucapkan
|
Kesimpulan
dan Saran
|
Kesimpulan
dan saran
|
a.
2.
Penulisan kata
Contoh
tidak baku
|
Contoh
baku
|
dibelakang
|
di
belakang
|
kesamping
|
ke
samping
|
Dari
pada
|
Daripada
|
Mempertanggung
jawabkan
|
mempertanggungjawabkan
|
No comments:
Post a Comment